Home » , , , , , » Diet Vegetarian Saat Hamil, Bahaya Atau Tidak?

Diet Vegetarian Saat Hamil, Bahaya Atau Tidak?

Written By blogger on Tuesday, 25 June 2013 | 18:25


Vegetarian atau vegan merupakan istilah untuk menyebutkan seseorang yang hanya mengkonsumsi sayuran, tidak makan daging atau unggas. Pola makan vegetarian seperti ini diketahui juga akan terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data dari Indonesia Vegetarian Society (IVS), pada tahun 1998-2010, populasi vegetarian meningkat dari lima ribu menjadi 500 ribu orang. Angka ini juga terlihat di Belanda, populasi vegan meningkat dari 560 ribu menjadi 720 ribu orang.

Meski terus mengalami peningkatan, realitanya pola makan ini masih menjadi kontroversi, terutama di kalangan wanita hamil. Beberapa orang menganggap, serat dan biji-bijian yang di konsumsi dalam jumlah tinggi dinilai tak memberikan nilai gizi optimal. 

Sebagian lainnya menyatakan, pola makan ini boleh di jalankan, termasuk bagi wanita hamil dan menyusui.

"Kalau dulu vegetarian di khawatirkan mengalami kekurangan gizi, kini vegetarian justru dianggap baik, khususnya di perkotaan. Tak lain karena, pola makan ini dapat mengurangi risiko penyakit degeneratif, seperti jantung, dan lainnya," kata Dr. Sandra Fikawati, MPH, dalam acara presentasi penelitian doktoralnya di FKM, UI, Depok, Jawa Barat.

Dalam penelitiannya,terdapat 42 sampel ibu vegan (pola makan minimal setahun) dan 43 non vegan. Syaratnya, bayi yang dikandung dipastikan tidak mengalami kecacatan, lahir tunggal, dan tak ada penyakit kronis. Mereka (bayi dan ibu) juga akan di teliti selama enam bulan, setelah kelahiran bayi.

Dibandingkan ibu non vegetarian saat hamil, ibu vegetarian mengkonsumsi energi, protein, dan lemak lebih rendah, namun karbohidrat tinggi. Meski konsumsi protein terbilang rendah, jumlah protein yang dikonsumsi telah memenuhi rekomendasi kecukupan protein.

Namun, semasa hamil ada beberapa ibu vegan yang justru lebih banyak mengkonsumsi zinc, mineral yang membantu memelihara sistem kekebalan janin, agar terhindari dari penyakit. Ya, ketika hamil dapat dikatakan mereka rutin mengkonsumsi susu untuk pemenuhan asupan nutrisinya.

Meskipun ibu vegetarian status gizi dan konsumsinya lebih rendah dibandingkan ibu non vegetarian, namun pertumbuhan berat badan bayi ibu vegetarian usia enam bulan lebih berat. Ini karena, status gizi vegetarian masih mampu mendukung pertumbuhan bayi.

Namun, karena konsumsi energi yang kurang, maka ibu vegetarian mengalami penurunan berat badan yang lebih banyak. Diperkirakan dalam waktu enam bulan, ibu vegetarian berat badan turun hingga 4,4 kilogram, dibandingkan ibu non vegetarian 2,8 kilogram.

"Dengan demikian, vegetarian, kondisi bayi bagus namun kondisi ibu menurun," ujarnya.

Oleh karena itu, saat laktasi vegetarian sangat dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi energi, agar berat badan tidak menurun drastis. Misal, mereka harus tetap makan tiga kali sehari, ditambah dengan pengonsumsian susu, serat, sayuran, dan suplemen tambahan lainnya.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Home | BolaNet1 | InfoBola
Copyright © 2013. AganUnik :) - All Rights Reserved
copyright agan=unik
Proudly powered by Blogger