Chuuck Lagoon adalah dunia sunyi. Menyepi di kedalaman laut Pasifik Selatan, tapi merekam keributan paling mematikan di muka bumi ini; perang dunia kedua. Perang enam tahun itu, dari 1939 hingga 1945, melibatkan begitu banyak negara. Perang terbesar dan terluas sepanjang sejarah. Menurut catatan Wikipedia, perang ini melibatkan 100 juta manusia.
Korban tewas sekitar 50 hingga 70 juta. Keterlibatan Jepang dalam
perang ini, dimulai semenjak Desember 1941, ketika pasukan negeri itu
ikut menyerang wilayah Amerika dan Eropa di Samudera Pasifik.
Dan Jepang sempat berjaya di Samudera itu. Tapi dua tahun kemudian,
1944, pasukan udara Amerika membombadir kapal-kapal mereka di sana.
Selama dua hari, serdadu Jepang yang tadinya perkasa lintang pukang.
Setidaknya 60 kapal perang dan 200 pesawat tenggelam ke dasar Chuuk
Lagoon. Laguna di dasar laut itu seperti museum keserakahan, sekaligus
kebiadaban manusia. Tulang belulang tentara Jepang berserakan di antara
puing kapal perang.
Kini puing-puing peninggalan perang dunia kedua itu diburu banyak
orang. Didagangkan mencari uang atau disimpan menjadi kenangan. Banyak
yang penasaran dengan "neraka" di dasar laut itu. Mereka datang ke
sana. Itu sebabnya otoritas setempat mulai membuka kawasan itu bagi
pelancong. Silahkan menyelam dan mengambil puing dari sana.
Laguna yang lebih dikenal dengan sebutan Truk Lagoon (perubahaan
nama karena salah penyebutan) pun menjadi museum bawah laut yang berusia
hampir 25 tahun. Bermacam kapal perang berubah menjadi karya seni alam,
dimana kapal-kapal perang tersebut diselimuti berbagai terumbu karang
menjadikannya indah untuk dilihat.
Bangkai kapal, pesawat, tank, dan mobil yang tersebar di dasar
menyajikan cerita sengitnya penyerangan Amerika ke pangkalan Jepang. Tak
hanya bangkai kapal dan pesawat, di situs wisata ini Anda juga akan
menemukan tulang belulang pata tentara yang ikut tewas.
Uniknya, dilansir Daily Mail, selain kendaraan dan
perangkat perang, di dasar laguna juga banyak tersebar piring-piring
cantik berbahan porselen. Piring-piring ini diduga adalah piring yang
kerap digunakan para petinggi tentara Jepang untuk menikmati makanan.
Tertarik menyelam ke sana?
0 comments:
Post a Comment